Sejumlah ilmuwan turut mencari titik temu topik tersebut, seperti
digelarnya diskusi dengan tema “Menguak tabir peradaban dan bencana
katastropik purba di nusantara untuk memperkuat karakter dan ketahanan
nasional” di Gedung Krida Bakti, Jalan Veteran, Jakarta, Selasa (7/2).
Ilmuwan yang hadir yakni dari arkeolog, geofisika, geologi,
antropologi, sosiologi dan ilmuwan dari disiplin ilmu arsitektur. Para
ilmuwan mencoba membahas dari segi keilmuan masing-masing untuk
membuktikan keberadaan benda kuno gunung yang mirip dengan bangunan
piramida.
Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Andi Arief yang
juga turut hadir, membantah pihaknya sengaja untuk menemukan keberadaan
piramida di Gunung Sadahurip di Garut dan Gunung Padang di Cianjur, Jawa
Barat.
“Kita yang dicari sebetulnya sumber-sumber gempa dan bencana dan gunung
api yang tua, kita dikagetkan peristiwa Aceh 2004 dan Merapi 2010
ternyata itu bencana Purba,” kata Andi Arief.
Oleh karena itu untuk kedepannya, Indonesia tidak seperti Jepang yang
terkena Tsunami di Jepang karena gagalnya mengantisipasi terjadinya
tsunami. Padahal gempa tersebut merupakan gempa purba. Mereka
memperkirakan 7,9 SR kemudian ternyata gempa yang terjadi sebenarnya
mencapai 9 SR.
Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk kemudian melakukan
penelitian yang terdiri dari berbagai kedisiplinan keilmuan untuk
mencari sumber-sumber terjadinya gempa-gempa purba. “Jadi para ahli ini
bergabung untuk mencari gempa tua, semakin banyak ditemukan maka semakin
didapatkan siklusnya,” ujar Andi.
Penelitian tersebut telah dilakukan selama setahun terakhir, adapun
temuan sampingan adalah keberadaan bangunan bersejerah yang diyakini
sebagai piramida. Penelitian adanya peradaban kuno tersebut saat ini
telah memasuki pemboran menggunakan teknologi modern.
“Adapun temuan kita rasa piramida, saya ikut kemaren tahap pemboran,
jadi kita menggunakan georadar, geolistik, itu metode secara scientific,”
jelas Andi.
Hasil pemboran yang telah dilakukan berdasarkan dari keilmuan geolistik
sebagai ilmu pasti, telah ditemukan atap piramida dan lorong-lorong
dari piramida. "Kan patokan kita geolistik, kita bor tepat, kita
temukan atap piramida dan lorong-lorong di gunung itu," ungkap Andi.
Para ilmuwan dengan keilmuannya yang dimiliki, menyakini keberadaan
piramida di gunung Sadahurip lebih besar dan lebih tua daripada bangunan
piramida terkenal di Mesir.
source:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar